Kepustakawanan, Masyarakat informasi, Serbaneka

Charlotte Serber, Pustakawan Proyek Manhattan yang Terabaikan Nolan

Charlotte Serber dan Cillian Murphy sebagai Oppenheimer

Jumat lalu (28/7), akhirnya menyempatkan nonton “Oppenheimer”. Saya memang sudah penasaran sejak awal proyek film ini dimulai, kayaknya sekitar 2019 lalu. Penasaran gimana seorang Christopher Nolan yang identik dengan film aksi dan fiksi ilmiah, menantang comfort zone-nya dengan bikin film biopik.

Genre film ini meski punya penggemarnya sendiri, tapi kebanyakan agak “membosankan”. Sesuai namanya, biopik atau biopic, singkatan dari “biographical motion picture”, adalah film tentang kehidupan seorang tokoh.

Ternyata buat saya, Oppenheimer ini luar biasa. Meski tanpa aksi kejar-kejaran pakai mobil dan tembak-tembakan dar der dor, film ini sukses membuat saya fokus dengan narasi yang intens. Tiga jam terasa cepat. Kekuatan film ini memang ada di narasi, timeline bercabang tetapi terjahit rapi hampir tanpa celah, cast dan akting yang luar biasa, ditambah scoring atau musik film yang sempurna nan eksplosif.

Charlotte Serber, Pustakawan pertama di Proyek Manhattan | Sumber: about.lanl.gov

Nah, terlepas dari itu, ada satu hal yang menarik sekaligus sedikit mengganjal buat saya. Jadi, ada satu karakter yang ketika nonton belum terlalu menarik perhatian. Tapi setelah sampai rumah, riset sedikit, ternyata dia tokoh yang menarik. Seprofesi dengan saya, pustakawan. Dia adalah Charlotte Serber.

Ada satu scene di mana Oppenheimer ketika membangun Manhattan Project atau Proyek Manhattan di Los Alamos bilang bahwa dia merekrut banyak sekali orang untuk masuk dalam proyek tersebut. Salah satunya seorang pustakawan yang juga istri seorang fisikawan, Robert Serber, kawan lamanya. Tercatat satu kali Oppenheimer menyebut satu peran ini, “librarian”.

Sayangnya, di film ini, peran Charlotte justru lebih ditunjukkan hanya sebagai sekretarisnya Oppenheimer. Tidak nampak peran-perannya sebagai pustakawan. Ya, saya sadar sih mungkin Nolan tidak ingin menonjolkan tokoh yang hanya sebagai figuran. Tapi tetap saja sangat disayangkan karena tidak ditunjukkan karakterisasi asli tokoh ini.

Saya ketemu satu artikel menarik yang ditulis Lisa Bier (1999) berjudul “Atomic wives and the secret library at Los Alamos”. Artikel tersebut menyebutkan, Charlotte Serber sebenarnya adalah tokoh wanita yang penting di Proyek Manhattan.

Dia adalah pustakawan pertama di Manhattan Project’s Scientific Library atau Perpustakaan Ilmiah Proyek Manhattan, sekaligus sebagai kepala divisi di fasilitas tersebut. Dia juga satu-satunya pemimpin kelompok perempuan di Proyek Manhattan. Charlotte memiliki latar belakang seorang ahli statistik dan jurnalis.

Perpustakaan ini menjadi salah satu fitur terpenting di Los Alamos yang menyimpan rahasia riset dan pengembangan bom nuklir di masa Perang Dunia ke-2. Sebagai seorang yang tidak memiliki pengalaman di perpustakaan, Charlotte memiliki tanggung jawab besar memimpin fasilitas rahasia dan menyusun protokol keamanan super untuk menjaga rahasia militer AS. Dia bekerja hingga lebih dari 75 jam per minggu.

Suasana di dalam Perpustakaan Ilmiah Proyek Manhattan | Sumber: atlasobscura.com

Jika baca-baca artikel tentang Charlotte Serber, nampaknya stigma pustakawan sebagai seorang yang kaku, saklek dengan aturan, dan cenderung jutek dengan pengunjung itu kayaknya awal mulanya dari beliau ini deh. Hehe. Tapi ya nggak salah juga sih. Dengan perannya yang sangat krusial dan berhadapan dengan dokumen-dokumen rahasia, taat protokol memang sebuah kewajiban.

Eh ada satu lagi yang menarik dari artikel Lisa Bier (1999), di masa itu, perpustakaan yang dikelola Charlotte ini juga berkembang fungsinya sebagai “gossip central”, ya pusat gosip. Terdengar familiar ya? Hmm…

Di masa itu, Perpustakaan yang dikelola Charlotte secara umum berfungsi selain sebagai sumber informasi untuk para ilmuwan, juga sebagai tempat penyimpanan laporan teknis rahasia, tempat membuat salinan laporan teknis, dan sebagai pusat gosip atau mendapatkan informasi terbaru. Selain itu, perpustakaan juga menyediakan akses literatur ilmiah melalui reproduksi jurnal-jurnal ilmiah dari Eropa.

Perpustakaan di Los Alamos ini berperan sangat penting dalam mendukung keberhasilan Proyek Manhattan dan membantu menciptakan komunitas fungsional di lingkungan yang penuh rahasia. Meskipun perpustakaan tersebut beroperasi di tengah-tengah keterbatasan dan kekangan, tapi berhasil berfungsi dengan baik dan memberikan kontribusi yang berharga dalam misi ilmiahnya. Semua itu hasil kerja Charlotte Serber bersama timnya.

Intrik-intrik yang melibatkan Charlotte dengan para tokoh di Proyek Manhattan ini begitu banyak. Nampaknya kalau dielaborasi bisa jadi film biopik sendiri nih. Tapi nggak tahu nih, Om Nolan tertarik apa enggak yaa? Hehe.

Leave a comment